RSS

New Business On The Go ! For Being Young, Rich, and Fabulous !

Sebelum pada nanya, "Bsnis baru apaan, darling ?" Saya akan lebih dulu konferensi pers yaa...:D

Bisnis baru yang sedang saya tekuni dan mencoba untuk mengasuhnya sampai besar adalah 'bayi mungil' bernama ORIFLAME. *eittss, jangan keburu kabur duluu ~lempar lasso tarik yang kenceng*

Okayy, Oriflame memang dikenal banyak orang sebagai salah satu perusahaan sistem kombinasi MLM dan direct selling.Oriflame sudah cukup lama malang melintang di Indonesia, tepatnya 21 tahun !!! Nah, sebelum kalian lari kabur karena alergi MLM, kenapa tidak mencoba berpikir positif : Mengapa Oriflame bisa sedemikian lama eksis di Indonesia ? Apa rahasianya ?

Kalau mengutip dari para konsultan sukses Oriflame, jawabannya bisa setebal kamus ya. Namun, saya ingin menjawab ala saya sendiri sekaligus menjelaskan kenapa saya tertarik dan memilih Oriflame :)


Mengapa ORIFLAME ? Mengapa saya memilih ORIFLAME ?


1. Karena saya perempuan dan tentunya saya suka mempercantik diri. Apalagi saya dikaruniai kulit sensitif sehingga harus ekstra cermat dalam memilih kosmetik. Dan Oriflame yang menjadi jawaban atas pencarian panjang saya akan kosmetik yang halal dan aman digunakan, serta harganya cukup terjangkau. Kebayang blush-on PAC atau Bobby Brown ? Selangit banget harganya, bagus namun kurang ramah di kantong :)


2. Oriflame memberikan minimal 2 keuntungan utama : tampil cantik dengan menghasilkan uang. Yup, cuma Oriflame yang bisa membuat kegiatan mempercantik diri bermakna ganda sekaligus memberikan income untuk diri kita.


3. Produk Oriflame berkualitas tinggi dan disajikan dengan katalog yang menawan. Hayo ngaku, siapa yang nggak kepingin atau minimal pernah 'gosok-gosok katalog' demi mencium wangi parfum keluaran Oriflame yang oke itu ? Pengalaman menunjukkan, katalog Oriflame mempunyai nilai tawar yang tinggi dalam menarik konsumen untuk membeli.


4. Bisnis ini bukan bisnis mimpi. Tetap dibutuhkan kerja yang nyata untuk sukses karena sistem Oriflame sangat adil. Contohnya :


  • ORIFLAME memberikan keuntungan langsung pada konsultannya sebesar 23%. Persentase tersebut diperoleh dari selisih harga jual ke konsumen (customer price) dengan harga jual Oriflame ke konsultan (consultant price).
  • Sistem piramida tidak berlaku di Oriflame. Artinya, kalau downline kerja keras tapi uplinenya ongkang-ongkang kaki, si upline tidak akan mendapatkan apa-apa. Jadi, singkatnya, kesuksesan di Oriflame adalah hasil kerja tim.

5. The MONEY factor. Yup, Oriflame menjanjikan keuntungan finansial yang luar biasa. Untuk kisah-kisah sukses yang inspiratif bisa dilihat di www.oriflame.co.id. Pasti bikin ngiler ? (mau dong seperti Cynthia Venika yang berpenghasilan 210juta/bulan)


6. The last but not least, Oriflame gives us FREEDOM. Setiap perempuan tentunya akan dihadapkan pada kodrat menjadi ibu dan mengurus keluarga. Oriflame memberikan kesempatan dan kebebasan bagi kita untuk menghasilkan uang dan aktualisasi diri dengan tidak mengorbankan tanggung jawab terhadap keluarga. Selain itu, peluang passive incomenya tak terbatas....dan bisnis ini bisa diwariskan.


Keenam alasan diatas yang membuat saya memilih Oriflame. Ujung-ujungnya sama : menggapai mimpi dan kebebasan finansial dengan tidak mengorbankan waktu untuk orang-orang terkasih.

Apakah untuk memulai membutuhkan modal besar ? TIDAK !

Hanya Rp 39.900 saja, dan Anda pun siap untuk lepas landas dalam perjalanan bersama kami untuk menggapai mimpi-mimpi Anda.

Tertarik untuk bergabung ? Klik link di bawah ini :


http://www.dbc-network.com/?id=cherielady


Kutukan Hokben

Hahahah. Tampaknya saya kena tulah akibat postingan sebelumnya. Yup, yang berjudul "Siksaan Hokben" itu. Sebab siksaan telah berevolusi menjadi kutukan, hanya dalam waktu 2 (dua) hari saja.

Singkatnya begini, Selasa kemarin akhirnya saya ke resto tsb untuk membeli Kidz bento demi hadiah titipan kecebong terkecil di rumah. Ternyata di sinilah kesialan dimulai.

Pertama-tama, disenggol bocah kecil waktu lagi ngantri. Pinggang saya kejedot food counter. Mantap.

Pesan Kidzu Bento 2 paket take away dan Hokben hemat 3 satu paket untuk dimakan di tempat. Sudah dengan pedenya bilang ke mbak waitress , "Mbak, hadiahnya saya minta yang Nobita dan Shizuka ya." Eh, ternyata nggak ada. Mbaknya malah pake bilang gini pula, "Kalo tokoh lainnya masih ada stok, pasti bakal saya tawarin kok, Mbak." Owkay, entah kenapa saya merasa seperti otaku dadakan. Halah.

Ketika saya lagi khusyuk menyantai si Hokben hemat (baru makan sepertiga), tiba-tiba ada LALAT IJO GEDE yang terbang-terbang. Lalu ujug-ujug hinggap di piring saya, dan si lalat kepleset mayones trus kecebur di saladnya. Aaarrrggghhhh. Masa di resto ini ada lalatnya sih ? *emosi* Saking ngambeknya saya, langsung aja cabut keluar ninggalin itu lalat berenang-renang di piring saya. Cuih, binatang jaman sekarang juga perlu mandi susu juga ternyata.

Ternyata waktu pulang, Dago macet sekalii !!! Lalu pas naik angkot, saya sempet hampir mati karena belum juga badan naik full (bermaksud duduk di depan - sebelah supir), eh si abang angkotnya main tancap gas aja. Sempet oleng sayanya, untung sempet pegangan dan gak jadi jatuh. Untung juga nggak ada kendaraan yang main selonong seenaknya. Kebayang kalau ternyata saya jatuh lalu kesamber BMW ngebut. Kayaknya langsung jadi rempeyek deh.

Dan akhirnyaaaa....jreng-jreng-jreng !!! Untuk kesekian kalinya saya terjebak dengan menu lunch and dinner berupa Kidzu bento. Untungnya kali ini nggak bikin sakit perut. Cuma agak emosi aja malamnya. Abisnya si kecebong ini nih, sudah capek-capek dibeliin (saya yakin ini anak nggak bakal doyan makan Kidz Bento begitu liat penampilannya, secara dia super bawel soal rasa dan tampilannya), eh malah ngambek, "Kok dibeliin yang Doraemon semuaaa ? Nobitanya manaaaa ? Shizukanya manaaaa ???". Ugh. Ugh. Ugh. Bikin emosi.

Tampaknya saya harus segera ke Gokana Teppan untuk membuang sial.


Siksaan Hokben

Lagi enak-enaknya tidur dalam rangka melawan PMS, tiba-tiba...

*syubidubidudidamdudidam* si handphone menyalak.

Dengan mata setengah watt males-malesan ngangkat telepon. Siapa sih nelpon sore-sore gini ? Eh, ternyata si mamah. Ups.

Dan percakapan pun terjadi.

Me : Halo ? *nguap*
Mom : Dek, kamu udah ngepaketin blazer titipan mamah ?
Me : Belom. Napa emangnya ? *nguap lagi kriyip-kriyip*
Mom : Ini Sasa udah nagihin si bonus boneka dari hokbennya. *backsound suara Sasa menagih titipannya*

FYI, itu resto Hoka-hoka bento (nickname : hokben) memang sedang ada promo kidz bento berhadiah mini figure karakter Doraemon. Ada si Nobita, Shizuka, dst. Nah, adik saya si Sasa ini nitip minta dikirimin yang Nobita & Shizuka. Mungkin mau ngelengkapin koleksi kali ya. Soalnya yang Doraemon dia sudah punya. Kebetulan, di Jember si Hokben ini belum eksis disono.

Me : Belon sempat ma. Besok atau pas weekend kali baru bisa belinya. Tapi diusahakan secepatnya deh.
Mom : Ya, diusahakan ya. Sasanya udah ribut dari kemarin
Me : Iyah. *nyusruk siap-siap tidur lagi*
Sasa : HOKBENNYA MANNNAAAAAAA !!!! *jerit-jerit level stereo*
Me : *siap-siap lempar HP*

Hayah. Langsung bangun deh saya denger teriakan kecebong satu ini. Grrrhh. Dan dengan adanya titah untuk mendapatkan boneka Nobita-Shizuka itu, apapun dan bagaimanapun caranya, berarti saya mesti mengalami siksaan Hokben lagi.

Kenapa siksaan ? Lebay ah.

No offense yah. Pertama, beli menunya aja udah malu tau. Kidz bento gitu lho. Lalu dari segi harga dan porsi, menurut saya kok kurang berimbang ya (ketauan nih ada bakat pelit). Dan terakhir, rasanya tidak enak.

Terakhir waktu saya makan itu adalah dalam rangka mendapatkan mobil-mobilan mini cooper berkepala maskot hokben. Kira-kira sebelum puasa gitu deh. Nah, waktu itu, saya kecewa berat dengan tampilan dan rasa telur orak-arik pada menu tersebut. Tampilannya kurang cantik. Kayak bikinan saya kalau lagi gagal masak telur orak-arik. Warna kuningnya kurang sempurna, tekstur orak-ariknya juga kekecilan. Kayak bikinan mamang nasi goreng depan kosan deh bentuknya. Terus nugget-nuggetnya tambah kecil dan jumlahnya berkurang. Biasanya dapat 5 biji, eh waktu itu cuma 4 bo.


Dan alasan utama yang sebenarnya adalah....masih agak sensi sama si Kidz Bento, soalnya terakhir kali saya langsung poopnya cair abis makan itu. Entah salah di telurnya, nuggetnya, atau saos sambelnya.

Yuk mari, siapkan hati menghadapi siksaan bento. Berarti kali ini mesti beli dobel ya, kan titipannya dua biji. Dobel hoek.

Cari mangsa ah buat diumpanin makan Kidz Bento bareng gw *mempertimbangkan si pacar*
Ngidam kamera baru yang bagus.
Setipe sama punya si pacar boleehh.
Kan kemarin saya ulang tahun lho.
Ada yang mau bermurah hati ngasih ?
*nodong mode on*

Hari-hari Bernafas Sejenak

Posting ini sudah agak kadaluwarsa, sebenarnya. Seharusnya ini sudah jauh-jauh hari diposting di akhir bulan lalu. Sebab hari-hari bernafas sejenak ini terancam mulai habis. Normalnya begitu. Tapi saya tidak mau begitu. I want to work hard, play hard. Why not play harder, dear ? I seek balance, anyway.

Back to the topic. Kali ini saya ingin berbagi tentang apa itu "hari-hari bernafas sejenak". Ini adalah sebutan saya untuk hari-hari pasca big moments. Big moments ini bisa berarti kelulusan, job announcement, nikahan (dengan catatan bulan madunya ngacir ke tanah jauh untuk leyeh-leyeh menikmati hidup, bukannya kejar setoran atau malah orientasi dengan mertua rese), atau...dalam pengalaman saya : sidang. Oke, baru sidang pertama, sih. Jadii...mungkin hari-hari bernafas sejenak bagi saya ini ibarat pit-stop timing kalau lagi balapan mobil (haha).

Bagaimana hari-hari bernafas sejenak ini bermula ? Sejak kapan ?

Hari-hari ini tentunya datang segera setelah saya keluar dari ruang sidang dan keluar meninggalkan studio keramat itu. Efek pertama yang dirasakan adalah euforia lepas kendali sekaligus perut melilit teramat sangat. Pendek kata, hal pertama yang terlintas di kepala sepeninggal saya dari lokasi kejadian adalah....

Booo,,,,saya LAPAR!

Tidak mengherankan, sebelum sidang pola makan saya cukup amburadul. Tampaknya didorong pula oleh sugesti menjaga berat badan agar outfit sidang tidak kesempitan nantinya. ^_____^"

Lupakan rencana spektakuler pulang-sidang-langsung-main dengan si pacar. Nyatanya, kami tepar sangat. Saya malah turun dari studio harus digandeng bener-bener sama si pacar karena jalannya saja sudah tekluk-tekluk ngantuk. Mungkin kalau saya sekurus supermodel, saya sudah digendong kali ya (ngarep).

Lalu kami makan soto semarang usus. Jerohan itu baik untuk mengembalikan vitalitas lho. Kemudian saya meluncur ke kosan naik angkot. Sialnya, di angkot ada yang kentut, bauuuu banget. Ngamuk ? Nggak. Sebab bau kentut itulah yang membuat saya terbangun pas di Simpang Dago, tempat saya turun. Blessing in disguise ? Maybe.

Sesampai di kosan, ritual standar wajib dilakukan. Tentunya yang tidak jauh dari seputar bersihin muka, sikat gigi, ganti baju, cuci tangan-kaki sebelum tidur. Lalu minum susu coklat hangat supaya ngantuk & rileks. Hehehe, anak kecil banget ya, saya ?

Selanjutnya, sukseslah saya tertidur nyenyak nonstop 15 jam (dari jam 6 sore hingga jam 9 pagi keesokan harinya). Itu masih nambah 3 jam lagi kemudian (dari jam 1 - 4 sore). Jadi total saya tidur 18 jam. Malamnya jangan ditanya. Baru juga jam 10 sudah sibuk "bikin peta" lagi tuh.

Selanjutnya rangkaian hari-hari bernafas sejenak berjalan mulus bak jalan tol. Diisi dengan memanjakan diri, menyewa komik, makan enak,pacaran dan berantem dengan pacar, sesi jajan makanan sampah di Gasibu dan paket kombo curhat-gosip-nonton DVD, dan tentu saja membabat PR "game-game yang belum terselesaikan". Hari-hari bernafas sejenak pun berkembang menjadi hari-hari bernafas panjang. Rasanya ? SANGAT MENYENANGKAN !!! *berguling ngebuntal selimutan di kasur*

Apa saja yang saya lakukan selama leyeh-leyeh di hari bernafas sejenak ini ? Lumayan banyak, ternyata.
  • Menyewa komik dan membaca ulang koleksi komik lama sampai puas. Terharu ketika Bidadari Merah no-10 dan Miiko no 21 muncul bersamaan di toko buku. Langsung beli.
  • Menonton video lucu-lucu di Youtube. Kepincut dengan versi-versi iklan merk kacang asal Jepang "Mameshiba."
  • Main bersama pacar. Tanning bareng di karnaval Kemilau Nusantara 2009. Main di Game Master. Makan junkfood bareng lagi. Ngider sana-sini ngabisin bensin.
  • Jalan-jalan sendirian. Ke mana saja kaki melangkah.
  • Part-time jadi staff dadakan si mamah waktu beliau rapat ke Bandung. Tapi akhirnya ditraktir dan dijajanin macam-macam. Hore.
  • Makan, makan, makan apa saja sesuai keinginan. Senangnya lagi, perut tidak protes tuh. Ternyata benar ya, kalau pikiran santai, tubuh juga ikut rileks dan nggak rewel.
  • Tidur cukup. Jam tidur mendadak menjadi SANGAT NORMAL. Jam 9 malam sampai jam 9 pagi. Buat saya selaku anggota Persatuan Anak Suka Tidur Indonesia (PASTI), ini membuktikan kelayakan kualifikasi saya masuk partai tersebut :D
  • Menjadi gamer sejati.
  • Punya waktu dan kesempatan untuk menyapa kembali teman-teman lama. Baru aja ngobrol, udah kangen lagi ih sama kalian.
  • Pendeknya : menikmati hidup !!

Lalu malam ini saya kembali bernyanyi lantang....kemesraannn iniii...janganlah cepat berlaaaluuu....

Hwaaa...besok sudah harus mulai survey lagi ! Ayo bergerak ! *susah payah seret pantat biar mau lepas dari kasur dan mau jalan*

Ayo sekarang pikirkan strategi menjaga keseimbangan. Targetnya sudah jelas. Kerjaan beres tanpa kehilangan waktu main. No stress and so called pain in the ass allowed. Mengerti ?

NB : Nggak boleh banyak ngeluh dan mikir negatif, darling. Ingat, itu bisa menimbulkan keriput dan jerawat di wajah.

Ingin diam
Tapi......
Butuh seseorang untuk diajak bicara
Ingin bersandar sejenak melupakan isi kepala
Tapi tidak ada siapa-siapa
HUH. Aku benci.

Sindrom TA

Ternyata benar kata orang-orang tentang Tugas Akhir. Namanya juga 'kawah candradimuka' yang mesti dijabanin sebelum lulus. Huahahaha, berdasarkan pengalaman dan referensi curhatan, yang namanya TA itu rasanya campur-aduk. Asam, asin, sepet, pait, manis, nangis, najis, smua komplit. Beberapa bahkan bilang, ngerjain TA itu kayak makan masakan Padang yang pedesnya bikin nangis-nangis, tapi suatu hari nanti elu bakal kangen pengen nyobain lagi. Wuaduh ! Kalo ngangenin mungkin iya, tapi mo ngejabanin lagi untuk kedua kalinya ?!? Bakal saya jitak nih orang yang sriusan mikir gini. Ngerusak rata-rata aja. Haha.

Kata orang juga, masa TA pun ada sindromnya. Nah kalau yang ini saya setuju. Iya sih, dulu sempat nyela dalam hati, "Lebay apa ya orang-orang ini ?" Kalau sekarang, saya mah cuma bisa mingkem sambil senyum maksa kalau udah berurusan dengan sindrom TA ini. Bukan apa-apa. Menyebalkan aja rasanya. Apalagi kalau sudah hubungannya dengan faktor
3B+1H+1M(bukan be-ha loh ya). Beauty, brain, behaviour, health, and MONEY (iya, faktor duit, sayang).

Beauty. Aspek ini sudah terkontaminasi sejak minggu kedua TA. Simptom yang muncul berupa gejala jerawat dan ketombean. Doh, gak elit banget sih !!! Dua-duanya sungguh merusak penampilan dan menurunkan nilai jual di pasaran. Jerawat masih bisa dikamuflase dengan concealer plus foundation setebal 3 senti lah ya. Nah, ketombe ??? Yang ini ndak bisa diakalin sama sekali !!! Ini krusial untuk dibahas. Mengingat cuaca sedang dingin-dinginnya dan bikin saya malas mandi. Lalu keseringan keramas juga bisa membuat rambut jadi rapuh dan gampang patah. Pffffhh.

Brain. Tidak, tidak, otak saya tidak mengecil kok (tepatnya belum). Tapi kadang stres itu bikin pikiran jadi berkabut. Inspirasi hilang. Logika mengabur. Ketajaman analisis menguap. Bahkan angin berganti arah dan burung pun berhenti bernyanyi (oke, ini kayaknya tanda otak mulai menciut). Yaa, pendeknya demikian. Stres TA bisa bikin otak ikutan moody dan sulit diatur. Di sinilah diperlukan kuatnya motivasi mahasiswa untuk meneguhkan tekad dan konsisten bekerja. Hoek.

Behaviour. Pada beberapa orang (termasuk saya), gejalanya mirip dengan PMS yang datang terlalu awal. Jiwa dan hati bergejolak, perubahan perilaku yang drastis dan (sering) membingungkan (hati-hati mengarah ke gila beneran), bahkan tiba-tiba menjadi berkepribadian ganda. Ini serius lho. Soalnya saya kemarin-kemarin cukup banyak mengamati teman-teman TA-ers yang sudah lulus Juli lalu. Ada yang biasanya bubbly banget, menjelang sidang tiba-tiba jadi gloomy. Ada yang biasanya emang pendiam, lalu kadang berubah seolah patung hidup. Jalan dengan tatapan lurus ke depan. Disapa seolah invisible (dia atau saya ? entah). Ada pula yang tiba-tiba agak psikopat. Pengen nusuk orang, pengen bakar studio (ah, ini familiar sekali :0), dan masih banyak lagi. Saya ? Hmm, sekarang sih memasuki tahap membabi secara liar. Kerjaannya makan, tidur, marah-marah, nangis diam-diam, manyun. Mantap.

Health. Tiba-tiba saya jadi ingat, ada yang pernah nulis status di FB, "TA membahayakan kesehatan Anda." Kalau yang ini, sedikit-banyak saya juga setuju. Namanya juga mengerjakan tugas akhir, tugas besar, tugas final. Pasti butuh (tepatnya mengerahkan) tenaga ekstra untuk yang terbaik. Kesehatan menjadi sangat penting. Mengingat TA itu rawan stres, otomatis badan juga mesti dijaga. Nggak enak banget kan kalau waktu sidang malah diare dan senewen bolak-balik ke kamar mandi ? (percaya nggak, ini paling sering dialami oleh sepupu-sepupu saya. Semoga bukan penyakit keturunan). Atau malah demam tinggi waktu maju perang ? Atau tiba-tiba kaki lecet kelamaan pake high-heels ? (ini mah ngehina diri sendiri). Haduh, mudah-mudahan tidak. Jangan sampai terjadi. Gusti, mohon didengarkan ya doa anak nakal ini. Saya minta kesehatan dan keberuntungan yang buanyak :)

Money. Terutama buat anak seni-desain-arsi(tektur), pasti sayang banget deh sama makhluk satu ini. Banyak yang cederung fetish malah, hahahahaha. Kalau ada pepatah, "Uang tidak bisa membeli kebahagiaan", pasti belum pernah ngerjain porto yang menguras kantong. Beneran, ketika masa porto dan TA datang, ketika kantong mengkerut parah, keberadaan uang bisa membuat hati dan harapan kembali merona segar. Likuiditas dana sangat membantu dalam kelancaran TA Anda. Bahkan faktor uang ini harus disiasati dari awal, mengingat dimana-mana yang namanya TA pasti akan membuat miskin pada akhirnya. Lulus sih lulus, tapi bokek. Nyiapin wisuda makan duit juga. Abis wisuda pasti bakal heboh nyari kerja juga. Jadi nggak berlebihan kalau sampai ada frase "bekerja membanting tulang." Barangkali memang begitulah adanya.

Mungkin perlu ada dokter (atau pisikoloh) spesialis penanganan sindrom tugas akhir ? Tentu menyenangkan jika yang bersangkutan berwajah rupawan, ramah, berempati, baik hati, serta penuh dengan stok makanan enak (ngarep).

Nah, apakah Anda juga pernah mengalaminya ? Atau bahkan sedang bergulat dengan hal yang sama ? Saya senang lho kalau ada teman seperjuangan :p

Ayo bekerja lagi, sayang. Mau lulus segera, kan ? *MAUUUU...!*